Bulog Belum Serap Jagung Petani Situbondo, Targetkan 10 Ton di Bulan Oktober
Reporter
Wisnu Bangun Saputro
Editor
Nurlayla Ratri
09 - Oct - 2025, 11:18
JATIMTIMES – Musim panen jagung sudah mulai berlangsung di sejumlah wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Namun, hingga kini Perum Bulog Kantor Cabang (Kancab) Bondowoso belum melakukan penyerapan hasil panen dari para petani setempat.
Wakil Kepala Perum Bulog Kancab Bondowoso, Panji Prasetyo, mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum menerima jagung dari hasil panen petani Situbondo. Ia menyebut, sejauh ini baru ada penyerahan simbolis dari Polres Situbondo yang masih dalam tahap evaluasi.
Baca Juga : Kembang Arum Membara: Mangkunegara II Pimpin Serangan atas Pasukan Diponegoro
"Saat ini belum, Pak. Baru ada penyerahan secara simbolis dari Polres Situbondo. Namun masih akan kita analisa dulu,” ujar Panji, Rabu (08/10/2025), saat menghadiri kegiatan penanaman jagung serentak di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan.
Panji menambahkan, untuk bulan Oktober ini Bulog belum menargetkan penyerapan dalam jumlah besar. Menurutnya, pihaknya masih menunggu hasil analisa kualitas dari hasil panen petani sebelum melakukan pembelian secara masif.
“Bulan ini kita targetkan 10 ton saja dulu, tapi kita masih menunggu hasil analisa kualitasnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Panji menegaskan bahwa hingga akhir tahun 2025, Bulog Kancab Bondowoso menargetkan dapat menyerap hingga 12 ribu ton jagung dari wilayah Situbondo dan sekitarnya. Target ini diharapkan dapat membantu memperkuat stok pangan sekaligus menjaga stabilitas harga jagung di tingkat petani maupun konsumen.
“Kualitas jagung yang akan kita serap harus memenuhi standar HPP, dengan kadar air maksimal 15 persen dan aflatoksin di bawah 50 PBB,” terangnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa harga jagung di tingkat petani saat ini masih berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram. Kondisi ini membuat Bulog perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk mulai melakukan pembelian.
“Yang kami temui di lapangan, harga jagung di petani rata-rata di atas HPP. Itu pun juga terjadi di mitra kami,” ujarnya.
Baca Juga : Jembatan Kaca Seruni Point Resmi Diserahkan ke Kementerian Kehutanan, Segera Dibuka?
Menurut Panji, kondisi harga yang tinggi ini menunjukkan tingginya permintaan jagung di pasaran, terutama dari sektor industri pakan ternak. Namun demikian, Bulog tetap berkomitmen untuk melakukan penyerapan secara bertahap guna menjaga keseimbangan antara harga dan pasokan.
Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan jagung di pasaran, sebab Bulog akan terus meningkatkan penyerapan di lapangan sesuai dengan ketersediaan dan kualitas hasil panen.
“Kita akan tingkatkan terus serapan hasil panen di petani untuk memperkuat stok dan menjaga kestabilan pasokan pangan daerah,” pungkasnya.
Dengan strategi bertahap tersebut, Bulog berharap dapat membantu menjaga harga jagung tetap stabil, sekaligus mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di wilayah Situbondo dan sekitarnya.