SPPG Nikmat Barokah Masak 3.960 Porsi MBG Setiap Hari, Ini Tipsnya untuk Hindari Keracunan
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
14 - Oct - 2025, 06:18
JATIMTIMES - Program Presiden Prabowo, Makan Bergizi Gratis (MBG), telah memasuki Kota Surabaya sebagai salah satu wilayah di Indonesia.
Di Kota Pahlawan ini, yang mengelola makanan salah satunya adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Nikmat Barokah yang berlokasi di Jalan Wisma Kedung Asem Indah Blok HH-10, Rungkut.
Baca Juga : Refleksi Menuju Seperempat Abad Daerah Otonom, Pokja Kota Batu Siap Kolaborasi Demi Pembangunan Terarah
SPPG di sini mendistribusikan sebanyak 3.960 paket makanan. Paket siap santap itu disalurkan ke 9 sekolah, baik SD dan SMP di wilayah terdekat.
Owner SPPG Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin menyampaikan Untuk mendukung operasional yang masif ini, pihaknya mempekerjakan 50 warga setempat yang memiliki keahlian. Mereka bekerja selama delapan jam tanpa shift di dapur yang memiliki luas 450 meter persegi ini.
“Kami sangat mengedepankan proses yang steril, higienis, fresh, dan tentunya memiliki kandungan gizi yang memadai. Kami mulai bekerja pukul 02.00 dini hari, dari mencuci ompreng hingga menyiapkan makanan. Kami ingin makanan tersaji dalam keadaan fresh,” jelas Yayuk.
Pengiriman makanan ke sekolah-sekolah pun terbagi menjadi dua sesi. Yaitu pada pukul 09.00 dan 11.00. Hal ini untuk memastikan makanan sampai tepat waktu dan dalam kondisi terbaik.
“Saya ini niatnya untuk ibadah. Jika niatnya itu ibadah, maka akan terasa enak. Semua berjalan sesuai dengan rencana,” tuntas Yayuk.
Untuk memastikan semuanya berjalan tanpa kendala, anggota Komisi X DPR RI telah melakukan peninjauan langsung ke SPPG Nikmat Barokah. Di sana anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti langsung ditemui Yayuk Eko Agustin yang merupakan mantan kepala dinas di Pemkot Surabaya.
Di sana Reni Astuti, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Reni menyebut program MBG memiliki tujuan yang mulia. Salah satunya ialah memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan kecukupan gizi yang baik.
“Secara substansi, program ini luar biasa. Selain memenuhi gizi anak, program MBG juga membuka lapangan pekerjaan, memutar produktivitas pangan di dalam negeri, dan akhirnya manfaat gizinya dirasakan langsung oleh anak-anak kita,” ujar Reni.
Kunjungan Reni ke SPPG Nikmat Barokah bukan tanpa alasan. Ia mengaku mengikuti pemberitaan bahwa dapur yang diresmikan oleh Gubernur Jatim ini menjadi salah satu lokasi yang tidak mengalami masalah keracunan makanan, berbeda dengan beberapa kasus yang terjadi di tempat lain.
Bahkan setibanya di lokasi, Reni dibuat takjub dengan pengelolaan SPPG yang memproduksi hingga 3.960 paket makanan siap saji setiap harinya. Ia secara khusus menyoroti aspek kebersihan dan standar operasional yang diterapkan.
“Saya mengamati, mengolah makanan sebanyak ini setiap hari, tapi di lokasi sama sekali tidak tercium bau sampah. Tempatnya sangat bersih, SOP-nya jelas, dan pembagian ruangannya rinci,” puji Reni.
Baca Juga : Warganet Heboh! Muncul Peringatan Excessive Heat di Google Cuaca: Ini Arti dan Penjelasan BMKG
Anggota dewan dari Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) ini juga menyoroti detail proses penyimpanan bahan baku.
“Bahan baku yang harus terjaga suhunya benar-benar diamankan di ruangan khusus dengan freezer yang memadai. Ompreng (wadah makan) dari tempat penyimpanan hingga pencucian juga sangat steril. Bahkan, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) juga tersedia,” paparnya.
Reni menyimpulkan bahwa alur kerja (ergonomi) SPPG Nikmat Barokah ini sudah sangat baik, mulai dari proses awal, pengolahan di dapur, penyajian, hingga pengiriman.
Menurut dia, siswa dengan gizi yang tercukupi akan menjadi lebih aktif dan fokus di kelas, yang pada akhirnya mempermudah tugas guru dalam mengajar.
“Adanya program MBG ini sangat strategis dan mendukung penuh proses pembelajaran di sekolah,” tegasnya.
Melihat kualitas pengelolaan yang baik ini, Reni optimis program MBG akan terlaksana sesuai dengan tujuannya.
Terkait adanya insiden keracunan di tempat lain, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang segera menutup SPPG bermasalah tersebut sebagai langkah yang tepat.
Ke depan, Reni menyarankan agar Badan Gizi Nasional (BGN) mencari SPPG yang dapat dijadikan model percontohan nasional.
“Saya kira, SPPG Nikmat Barokah ini bisa dijadikan model. Sehingga SPPG-SPPG yang akan didirikan di tempat lain punya rujukan nyata, tidak hanya sekadar teori SOP di atas kertas saja,” tegasnya.