RS Soebandi Jember Sukses Lakukan Operasi Jantung Pasien Emergency Akibat Kecelakaan Kerja

21 - Nov - 2025, 01:57

dr. Mohammad Hanaife Sp. BTKV

JATIMTIMES - Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi milik Pemkab Jember, Selasa 18 November 2025 lalu, sukses melakukan operasi bedah jantung terhadap ED (38) pasien emergency yang mengalami kecelakaan kerja.

ED yang juga karyawan pabrik kayu di Kecamatan Silo, mengalami kecelakaan kerja akibat mesin alat kerjanya trouble. ED tertusuk kayu sepanjang 70 cm di dadanya sebelah kiri dengan kedalaman 10 cm.

Baca Juga : Profil Hj Hanik Andriani Sosok Istri Wali Kota Malang yang Dicintai

Ironisnya kayu yang menancap di dadanya menembus hingga di aorta atau pembuluh darah besar di jantung. Sehingga, dibutuhkan penanganan operasi bedah secepat mungkin dalam penanganannya, dengan membawa korban ke RS dr. Soebandi Jember. 

Beruntung tim dokter dan peralatan medis yang dimiliki oleh RS dr. Soebandi Jember cukup memadai, sehingga korban bisa tertangani dengan cepat, dan dapat diselamatkan.

"Pasien mengalami kecelakaan kerja sekitar jam 9.30 dan masuk IGD sekitar jam 11.30. Karena kondisi pasien kritis kami langsung melakukan tindakan medis dengan melakukan diagnosis terlebih dahulu, dan pasien baru naik meja operasi pada pukul 13.00," ujar dr. Mohammad Hanafi Sp. BTKV selaku Head Surgeon (penanggung jawab operasi) pada Jumat (21/11/2025).

Dokter Hanafie menjelaskan, bahwa kasus yang dialami ED, yakni pasien operasi jantung kategori emergency, merupakan kasus yang jarang terjadi, dan hanya sekitar 1-2 kasus dalam setahun.

"Meski Rumah Sakit Soebandi sudah pernah melakukan operasi jantung, namun pada kasus ED ini berbeda karena masuk kategori emergency yang operasinya harus ditangani segera. Kalau operasi jantung yang lain, disebut operasi jantung elektif karena sebelum melakukan operasi, ada rapat tim medis dengan mempersiapkan segala kemungkinan, yang tentu melibatkan seluruh dokter ahli. Sedangkan untuk operasi jantung emergency, tanpa dilakukan persiapan, tapi harus segera ditangani," jelasnya.

Dokter Hanafie juga menyampaikan, bahwa untuk kasus operasi jantung emergency yang dialami oleh ED tingkat keberhasilannya juga sangat rawan. Peluang antara sukses dan gagalnya sebanding, yakni fifty-fifty atau 50 persen.

"Makanya sebelum menjalankan operasi kemarin, kami minta kepada keluarga pasien untuk terus berdoa, agar nyawa pasien bisa diselamatkan. Karena operasi emergency seperti ini, pasien bisa meninggal saat proses operasi," bebernya.

Pihaknya beruntung, kesiapan tim operasi dan peralatan medis yang dimiliki rumah sakit dr. Soebandi Jember, cukup memadai dan menunjang pelaksanaan operasi.

Baca Juga : Masuk Kategori Kabupaten Harmoni, Jember Raih Penghargaan IHaI 2025 dari Kemendagri

"Alhamdulillah, pengalaman tim medis dan ditunjang peralatan yang memadai. Operasi berjalan lancar, bahkan pasien saat ini sudah bisa duduk dan melewati masa kritisnya. Jika terus membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang," jelasnya.

Sementara itu, Plt. Dirut RS dr. Soebandi Jember dr. I Nyoman Semita. Sp. OT. Spin, kepada wartawan menyampaikan, bahwa rumah sakit tersebut sering mendapat rujukan dari sejumlah rumah sakit di wilayah tapal kuda.

Begitu juga dengan operasi jantung, rumah sakit dr. Soebandi sering mendapat rujukan pasien dari wilayah Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo. Oleh karenanya, saat ini rumah sakit dr. Soebandi sudah dilengkapi berbagai peralatan medis yang memadai dan juga canggih, sehingga pasien bisa dilayani dengan baik, dan tentunya juga agar merasa aman.

"Rumah sakit Soebandi, memang sering mendapat rujukan pasien jantung dari kabupaten lain, maupun dari Jember sendiri. Mulai dari pasien kecelakaan kerja, maupun pasien jantung karena penuaan, seperti hipertensi, diabet maupun faktor lain. Karena memang RS dr. Soebandi memiliki peralatan yang memadai dan tim medis yang berpengalaman," ujar Nyoman.

Saat ini, RS dr. Soebandi memiliki 2 dokter ahli bedah jantung, 3 dokter ahli jantung intervensi, maupun ahli jantung lainnya. "Sehingga kami benar-benar ingin memberikan rasa aman dan nyaman untuk pasien," pungkasnya. (*)