Mantapkan Akurasi Data Percepatan Penurunan Stunting, Pemkot Kediri Gelar Pendampingan Aksi Konvergensi

Reporter

Eko Arif Setiono

Editor

Dede Nana

08 - Dec - 2025, 02:42

Pemkot Kediri gelar Pendampingan Aksi Konvergensi Bina Bangda Kota Kediri Semester II Tahun 2025.

JATIMTIMES - Sebagai wujud nyata komitmen Pemerintah Kota Kediri dalam mengintervensi permasalahan gizi dan kesehatan masyarakat secara terintegrasi, Bappeda Kota Kediri menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Aksi Konvergensi Bina Bangda Kota Kediri Semester II Tahun 2025, Senin (8/12). 

Dalam kegiatan ini, peserta dapat mengikuti materi yang disampaikan oleh narasumber dari Bappeda Provinsi Jawa Timur secara daring dan luring. Kegiatan akan berlangsung selama 2 hari hingga Selasa (9/12) besok. 

Baca Juga : Atur Ulang Pajak dan Retribusi, Wali Kota Blitar Mas Ibin Pastikan Regulasi Baru Lebih Pro Rakyat

Bertempat di salah satu hotel Kota Kediri, kegiatan yang mengundang 20 perwakilan dari OPD terkait ini dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada OPD terkait dalam pengisian dan pemutakhiran data, terutama untuk penyusunan dokumen penurunan stunting. Mengingat keberhasilan program pembangunan, khususnya penurunan stunting dan peningkatan kesehatan ibu dan anak sangat bergantung pada ketersediaan dan kualitas data yang valid dan akurat.

”Melaksanakan pembangunan tanpa didasari data yang benar itu hanya akan menghasilkan trial dan error. Untuk itu pada semester II Tahun 2025 ini, fokus kita adalah memastikan kelengkapan dan validitas data sasaran dan data layanan,” terang Kepala Bappeda Fery Djatmiko secara terpisah. 

Adapun data yang dimaksud mencakup data kesehatan ibu dan anak mulai dari jumlah ibu hamil, ibu nifas, hingga anak usia 0-59 bulan. Data layanan gizi termasuk pemantauan pertumbuhan, pemberian makanan tambahan, serta penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang. Serta data lingkungan dan sosial yang meliputi akses air minum aman, sanitasi, kepemilikan jaminan kesehatan (JKN), hingga kepemilikan dokumen kependudukan seperti akta kelahiran dan KIA.

“Data-data ini yang bersumber dari puskesmas, Dukcapil, PLKB, serta kecamatan dan kelurahan, akan menjadi landasan kita dalam mengevaluasi kinerja semester berjalan dan merencanakan intervensi yang lebih tepat sasaran di masa mendatang,” jelasnya.

Dalam keterangannya, Fery juga menyinggung keberhasilan Kota Kediri meraih juara 2 tingkat nasional dalam aksi penurunan angka stunting. Menurutnya capaian ini merupakan hasil kolaborasi dan kerjasama lintas sektor yang harus disyukuri dan dipertahankan. 

“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh OPD terkait, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinsos, PUPR, Perkim, hingga pemerintahan kecamatan dan puskesmas yang telah bekerja keras mewujudkan prestasi ini. Semoga ke depan angka stunting di Kota Kediri terus menurun dan ke depan tidak ada lagi bayi yang lahir dengan kondisi stunting,” ujarnya.

Baca Juga : Warga Giripurno Permasalahkan Sumur Bor Yayasan Al-Hikmah, Diduga Sebabkan Debit Sumber Mata Air Berkurang

Ditanya perihal strategi yang telah dilakukan di balik keberhasilan tersebut, Fery mengatakan Kota Kediri memiliki sejumlah inovasi yang mendapat perhatian nasional. Salah satunya adalah program satu puskesmas satu dokter spesialis anak yang kini tengah dilirik oleh Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) untuk diadopsi di daerah lain. Selain itu, Kota Kediri juga mengembangkan aplikasi pendukung pengelolaan data penurunan stunting.

“Kita sudah didatangi Setwapres selaku penanggungjawab kegiatan penurunan stunting dan beliau sudah melihat sendiri pelaksanaan program tersebut dan berencana akan menerapkannya ke daerah lain,” tuturnya. 

Melalui kegiatan pendampingan ini, Fery berharap upaya konvergensi penurunan stunting semakin optimal, terarah, dan berbasis data yang valid, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya ibu dan anak.