Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Mengenal Musik Keroncong: Perpaduan Budaya Indonesia dan Portugis

Penulis : Mutmainah J - Editor : Dede Nana

03 - Sep - 2023, 07:35

Musik Keroncong zaman dulu. (Foto dari internet)
Musik Keroncong zaman dulu. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Keroncong adalah salah satu jenis genre musik yang ada di Indonesia. Aliran musik keroncong sendiri memiliki kisah sejarah yang menarik dan patut untuk disimak. Nah berikut ini sejarah Keroncong, musik yang disebut identitas Indonesia.

Dilansir dari akun Tiktok @goodnewsfromindonesia, akar Keroncong itu sendiri rupanya sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-16. Musik ini awalnya dibawa oleh para pelaut dan budak kapal dari Portugis. Musik Keroncong awalnya dikenal dengan nama Fado, di mana namanya itu sendiri merupakan nama bawaan dari Portugis.

Baca Juga : Sejarah Headset yang Saat Ini Digunakan Manusia di Seluruh Dunia

Musik ini mulai masuk ke Indonesia tepatnya di Malaka. Walaupun masa jaya Portugis mulai melemah di Indonesia, musik ini tidak lantas hilang begitu saja. Para budak di Maluku kala itu mulai menyerap musik tersebut dan memainkannya di daerah mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, musik ini mulai dimasukkan dengan berbagai macam unsur nusantara, seperti gamelan dan juga suling. Musik Keroncong pun mulai banyak dikenal di seluruh dataran Indonesia, hingga pada akhirnya mulai kembali redup sekitar tahun 1960-an.

Pada saat itu, Keroncong mulai mendominasi kultur musik popular di dunia, seperti Pop dan juga Rock. Hal itu didukung dengan munculnya The Beatles yang membuat cepatnya persebaran musik populer ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Musik Keroncong pertama dikenal secara resmi oleh Indonesia pada tahun 1880. Perubahan yang terjadi dari pertama kali musik Fado masuk ke Indonesia adalah nada-nada yang digunakan.

Awalnya, musik Fado lebih banyak memainkan nada minor karena adanya pengaruh dari Arab yang juga pernah menduduki Portugis. Perpindahan nada dari minor ke mayor mulai terjadi ketika pergantian masa dari Portugis ke Pemerintah Hindia Belanda. 

Pada masa itu, para pegiat musik Fado harus menyanyikan lagu-lagu mereka di dalam Gereja Protestan dan secara tidak langsung nada yang biasa mereka gunakan pun berubah menjadi mayor.

Lalu pengaruh lainnya datang dari musik Hawai yang kental dengan nada mayor, dan masuk ke Indonesia hampir bersamaan dengan munculnya musik Keroncong.

Baca Juga : PMM UMM Berikan Edukasi Personal Hyiene dan Ajak Anak Panti Asuhan Membuat Ektrak Rebusan Daun Sirih untuk Pengobatan Scabies

Keroncong hadir dan dikenal sebagai identitas musik dari Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena alat musik yang digunakannya adalah alat musik yang kental kaitannya dengan budaya Indonesia, seperti rebab, suling bambu dan juga set gamelan.

Dari tahun 1880, menurut Sunarto Joyopuspito, musik Keroncong sudah melewati 4 fase, yaitu Keroncong tempo doeloe (1880 – 1920), Keroncong abadi (1920 – 1960), Keroncong modern (1960 – 2000) dan Keroncong millennium (2000 – saat ini).

Sampai saat ini, musik Keroncong masih terus diperjuangkan oleh beberapa musisi agar eksistensinya tidak kalah tertimpa oleh jenis-jenis musik lainnya. Ada beberapa nama besar musisi Indonesia yang memilih Keroncong sebagai musik utama mereka, atau pun sebagai salah satu jenis musik yang mereka gunakan.

Bram Aceh, Gesang, Waldjinah, Mus Mulyadi, Hetty Koes Endang, Emilia Contessa, Indra Utami Tamsir, Sundari Soekotjo, dan juga Bondan Prakoso merupakan sedikit dari beberapa musisi Indonesia yang turut mengenalkan musik asli Indonesia ini, bahkan sampai ke penjuru dunia.


Topik

Serba Serbi musik keroncong sejarah keroncong penyanyi keroncong


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Bondowoso Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Dede Nana