JATIMTIMES - Genangan air yang kembali melanda kawasan Jalan Sidomulyo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat menyusun peta kerawanan terbaru. Langkah ini sekaligus menjadi dasar mitigasi bagi perangkat kewilayahan guna mengantisipasi potensi banjir di musim hujan yang diprediksi semakin ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno menjelaskan bahwa pemetaan tersebut sedang dalam proses finalisasi. Seluruh warga yang tinggal di zona rawan banjir telah tercatat secara rinci, mulai nama hingga alamat lengkap.
Baca Juga : Bupati Malang Salurkan Bantuan dan Pendampingan Keluarga Korban Tewas Tertimpa Pohon Beringin
“Peta kami sedang kami susun. Jadi warga ini sudah kami catat yang tinggal di area rawan bencana ini. Nanti nama, alamat kami catat. Ini merupakan peta bencana yang menjadi bahan mitigasinya oleh pejabat kewilayahan dan kami tentunya. Jadi Pak RT, Pak RW, Pak Lurah itu nanti akan kami kirimi peta yang rawan, sehingga jika terjadi cuaca seperti ini mereka sudah memastikan bisa mendesain alur evakuasi, titik evakuasi, dan mitigasi sosial dan mitigasi struktural. Sehingga di proses pembangunan berikutnya, saluran air ini kelihatannya menjadi isu penting, supaya ini tidak terulang lagi,” paparnya.
Di lapangan, salah satu sorotan utama warga adalah persoalan saluran air. Namun Prayitno menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada infrastruktur semata. Menurutnya, curah hujan dalam beberapa waktu terakhir meningkat drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Saluran air ini tidak nampung. Saya tidak menyalahkan salurannya. Hujannya ini kan memang naik 40 persen dari biasanya. Yang biasanya enggak ada masalah, karena perubahan cuaca sebagaimana rilis Badan Meteorologi, curah hujannya naik sampai 40 persen. Kalau dulu mungkin se-mata kaki, mungkin sekarang se-dengkul atau se-pinggang orang dewasa,” jelasnya.
Prayitno menegaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem ini bukan hanya terjadi di Kota Malang. Hampir seluruh daerah di Indonesia mengalami kejadian serupa dengan laporan banjir yang meningkat signifikan.
“Memang perubahan cuaca dampaknya tidak hanya Kota Malang, kita tahu di semua tempat, hampir seluruh wilayah ada laporan banjir seperti itu,” tambahnya.
Baca Juga : Hidupkan Semangat Hakordia Muda Mudi Fest, Roy Jeconiah: Blitar SAE, Wali Kotane Keren!
BPBD berharap peta kerawanan yang segera diselesaikan ini dapat menjadi panduan penting bagi RT, RW, dan kelurahan dalam merancang mitigasi jangka pendek maupun panjang. Fokus utama diarahkan pada penataan ulang sistem drainase serta kesiapsiagaan warga menghadapi potensi banjir susulan.
