JATIMTIMES – Setelah tujuh hari pencarian intensif, upaya SAR gabungan menemukan nelayan muda Muhammad Solehudin (23), warga Desa Sumberanyar, Banyuputih, akhirnya dihentikan. Basarnas Pos SAR Banyuwangi resmi menutup Operasi SAR pada Rabu (10/12/2025) sore setelah hasil penyisiran kembali dinyatakan nihil.
Sejak pagi, tim SAR gabungan kembali bergerak dari Posko Pantai Ketapang Indah, Cotek, Sidodadi, menuju perairan Pondok Mimbo yang menjadi titik jatuhnya korban. Pencarian dimulai pukul 09.30 WIB dengan menggunakan perahu karet LCR dan sejumlah perahu nelayan setempat.
Baca Juga : TPID Kabupaten Malang Mantapkan Sinergi Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2026
Titik pencarian hari ketujuh kembali menyisir jalur dari Pantai Sidodadi menuju koordinat lokasi jatuhnya korban, lalu melebar ke Pantai Bilik, Labuhan Merak, Lempuyang, hingga radius yang disesuaikan dengan arah angin dan arus. Meski cuaca cerah berawan dan kondisi visual cukup mendukung, tim tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Puriyono, saat ditemui JATIMTIMES di posko SAR, membenarkan bahwa pencarian hari ketujuh tidak membuahkan hasil. "Tim berangkat pukul 09.30 dan kembali 14.45 WIB. Hasilnya masih nihil. Tidak ada temuan yang mengarah pada korban," ujarnya.
Ia juga mengatakan seluruh unsur yang terlibat sudah melakukan penyisiran maksimal selama tujuh hari berturut-turut. "Kami sudah lakukan upaya terbaik dengan semua alut dan kekuatan yang ada. Semua jalur potensi juga sudah ditelusuri," tambahnya.
Puriyono juga menjelaskan jika keputusan penutupan ini diambil setelah melakukan evaluasi bersama, sehingga kemudian operasi SAR secara resmi tutup. "Tidak ada indikasi baru di lapangan, dan seluruh area pencarian telah disisir,” kata Puriyono.
Korban, Muhammad Solehudin, sebelumnya dilaporkan terjatuh dari perahu pada Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 17.00 WIB saat bekerja menangani tong ikan di atas kapal jurungan yang ia tumpangi bersama 13 ABK lainnya. Salah satu saksi, M. Tohari, menyebut korban terpental saat membuka tong ikan dan langsung tenggelam sebelum sempat ditolong.
Selama tujuh hari operasi, berbagai unsur diterjunkan: Basarnas, BPBD Situbondo, TNI AL Pos Jangkar, Satpolairud Polres Situbondo, Polsek dan Koramil Banyuputih, Tagana, Damkar Banyuwangi, Pramuka BP 1312, relawan bencana Provinsi Jatim, pemerintah desa, dan puluhan nelayan lokal. Total dua perahu karet LCR, tiga unit mobil rescue, alat navigasi, HT, hingga kantong jenazah disiagakan dalam operasi tersebut.
Meski operasi resmi ditutup, Basarnas dan BPBD menegaskan bahwa pemantauan tetap dilakukan bersama nelayan setempat. Jika ada temuan atau tanda-tanda baru, maka operasi dapat dibuka kembali. “Kami tetap lakukan monitoring pasca-SAR. Jika nelayan menemukan sesuatu, pencarian lanjutan bisa segera digelar,” imbuh Puriyono.
Baca Juga : Jadwal dan Head to Head Indonesia vs Myanmar di SEA Games 2025: Garuda Muda Unggul Jauh
Sementara itu, keluarga korban yang setiap hari menunggu kabar di pesisir Mimbo tampak tegar meski keputusan penutupan SAR meninggalkan duka mendalam. Beberapa nelayan yang turut mencari pun mengaku kehilangan harapan, namun tetap bersyukur telah melakukan upaya maksimal.
“Semua sudah berusaha. Semoga ada kejelasan nanti, apa pun hasilnya,” ujar Rahmat, seorang nelayan senior di Mimbo.
BPBD Situbondo menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam operasi, serta masyarakat nelayan yang turut membantu pencarian tanpa lelah. Mereka juga memastikan bahwa setiap perkembangan baru akan segera diumumkan kepada publik.
Operasi SAR selama tujuh hari ini menjadi salah satu mobilisasi terbesar di kawasan pesisir utara Situbondo sepanjang 2025. Penutupan operasi menandai berakhirnya rangkaian upaya resmi menemukan Solehudin, namun harapan keluarga dan warga pesisir Mimbo tetap tersemat pada kemungkinan ditemukannya korban di hari-hari mendatang.
