JATIMTIMES - Pemandangan ratusan orang memadati perpustakaan setiap hari kini bukan hal langka di Kota Malang. Hingga November 2025, tingkat kunjungan ke perpustakaan dan titik baca yang dikelola Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang menembus angka 266 ribu kunjungan. Angka ini sekaligus menegaskan kuatnya budaya literasi di kota pendidikan tersebut.
Pustakawan Muda Dispussipda Kota Malang, Santoso Mahargono, menyebut capaian itu menunjukkan tren yang terus menanjak dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang 2024, total kunjungan tercatat sekitar 217 ribu orang.
Baca Juga : Pemkab Malang Libatkan Asosiasi Pengembang Perumahan, Sosialisasi Si-Perkasa Cegah Penipuan Rumah Ilegal
“Kalau dibandingkan tahun lalu, jelas meningkat. Tahun ini grafik kunjungan terus bergerak naik,” ujar Santoso, Sabtu (13/12/2025).
Tingginya animo masyarakat bahkan kerap membuat daerah lain terkejut. Menurut Santoso, Perpustakaan Kota Malang sering menjadi tujuan studi banding karena dinilai mampu menghadirkan keramaian di ruang baca, sesuatu yang tidak semua daerah bisa capai.
“Setiap ada kunjungan dari perpustakaan daerah lain, mereka heran. Kok bisa perpustakaan di Kota Malang ramai ratusan orang setiap hari. Di beberapa daerah, lima sampai 10 pengunjung saja sudah dianggap bagus,” ungkapnya.
Berdasarkan rekap sepanjang 2025, jumlah kunjungan rata-rata mencapai sekitar 20 ribu orang setiap bulan. Puncaknya terjadi pada Agustus 2025 dengan total 28 ribu kunjungan. Pada periode ramai, jumlah pengunjung bisa menembus sekitar seribu orang per hari, dengan asumsi enam hari operasional dalam sepekan.
Santoso menilai, kondisi ini tidak lepas dari kuatnya ekosistem pendidikan di Kota Malang. Dengan sekitar 55 perguruan tinggi negeri dan swasta, atmosfer akademik dinilai berperan besar dalam membentuk kebiasaan masyarakat yang dekat dengan literasi.
“Kota Malang ini kota pendidikan. Hampir setiap hari ada kunjungan berkelompok, terutama dari PAUD dan TK. Lingkungan pendidikan yang hidup ini sangat memengaruhi minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan,” jelasnya.
Untuk pengunjung usia dini, pendekatan literasi dilakukan secara khusus. Petugas perpustakaan membacakan buku dongeng dan cerita pendek, mengingat anak-anak belum sepenuhnya mampu membaca secara mandiri.
Baca Juga : Wabup Lathifah Minta Masyarakat Malang Manfaatkan Pasar Murah
“Justru dari situ pengenalan literasi dimulai. Anak-anak dikenalkan pada buku dan ruang perpustakaan sejak dini,” terangnya.
Sementara itu, pengunjung dari jenjang SD, SMP, hingga dewasa cenderung datang secara individual dan memanfaatkan koleksi serta fasilitas perpustakaan secara mandiri.
Terpisah, Kepala Bidang Layanan dan Pengembangan Perpustakaan Dispussipda Kota Malang, Linda Desriwati, menegaskan angka kunjungan tersebut merupakan akumulasi dari seluruh layanan perpustakaan yang tersebar di berbagai titik kota.
“Selain Perpustakaan Umum, kami memiliki Pojok Baca di Taman Trunojoyo, Mal Pelayanan Publik, dan Malang Creative Center. Ada juga layanan perpustakaan keliling di Alun-alun Kota Malang serta Lapas Perempuan,” pungkas Linda.
