JATIMTIMES - Kabar duka datang dari keluarga besar Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Mantan istri ketujuh sang proklamator, Yurike Sanger, meninggal dunia di San Gorgonio Memorial Hospital, Banning, California, Amerika Serikat, pada Rabu, 17 September 2025 pukul 19.15 waktu setempat.
Almarhumah wafat di usia 80 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker payudara. Kabar kepergian Yurike Sanger pertama kali dibagikan oleh putranya dari pernikahan kedua, Yudhi Sanger, melalui akun Instagram pribadi @yudhisanger_adventure. Dalam unggahannya, Yudhi menuliskan pesan penuh haru untuk sang ibunda tercinta:
Baca Juga : Ramalan Zodiak 19 September 2025: Prediksi Keuangan untuk 12 Bintang
“Selamat Jalan Mama Tercinta, Yudhi yg akan jaga Mama Disana yaa.. Tunggu Yudhi ya ma.. Mama Sudah Happy Mama sudah Fight Dari semua penyakit mama Di Dunia..Yudhi Sayang Mama... Kita Semua Sayang Mama yaa..,” tulis Yudhi.
Ia juga menambahkan keterangan detail mengenai wafatnya sang ibunda. “Meninggal dunia Ibu YURIKE SANGER. DI Sangorgonio Memorial hospital CALIFORNIA,USA. Di Usia 81Thn. Meninggal 17 sept. Jam 19:15 Waktu USA. Rencana akan dibawa ke Rumah Duka Di RS Fatmawati (waktu menyusul).”
Kemlu RI dan KJRI Los Angeles Bantu Pemulangan Jenazah
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles kini tengah membantu proses pemulangan jenazah ke Tanah Air.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemlu, Judha Nugraha, dalam keterangannya pada Jumat (19/9/2025) menjelaskan:
“KJRI Los Angeles telah berkomunikasi dengan pihak keluarga Almarhumah Ibu Yurike Sanger di San Bernardino, California. Pihak keluarga telah menunjuk pihak mortuary untuk proses pemulasaran jenazah,” ujarnya.
Judha juga menegaskan bahwa KJRI Los Angeles sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait dokumen administratif:
“KJRI Los Angeles membantu proses pemulangan jenazah ke Indonesia berkoordinasi dengan pihak mortuary dan otoritas di AS. Saat ini, otoritas di California sedang memproses penerbitan death certificate sebagai salah satu persyaratan dokumen untuk pemulangan jenazah,” jelasnya.
Rencananya, jenazah almarhumah akan dibawa ke Rumah Duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan, meski jadwal kepulangan masih menunggu kepastian.
Profil Yurike Sanger
Yurike Sanger dikenal sebagai sosok yang pernah menjadi bagian penting dalam perjalanan pribadi Presiden Soekarno.
Nama: Yurike Sanger
Tempat, Tanggal Lahir: Poso, Sulawesi Tengah, 22 Mei 1945
Usia: 80 tahun
Latar Keluarga: Ayah berdarah Jerman, ibu berasal dari Manado
Agama: Islam (saat menikah dengan Soekarno), kemudian kembali ke Kristen setelah bercerai
Masa kecil Yurike dihabiskan di kota kelahirannya, Poso. Ia kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di Jakarta.
Baca Juga : Cegah Pelecehan Seksual di Kereta Api, Penting Ruang Konseling di Stasiun
Kisah Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno
Pertemuan Yurike dengan Presiden Soekarno terjadi pada tahun 1963, ketika usianya masih 18 tahun. Kala itu, ia aktif dalam organisasi Barisan Bhinneka Tunggal Ika, yang bertugas menyambut tamu-tamu negara dalam berbagai acara resmi.
Kedekatan itu berkembang hingga akhirnya pada 6 Agustus 1964, Soekarno resmi menikahi Yurike. Saat itu, Soekarno berusia 63 tahun, sementara Yurike masih 19 tahun. Demi menghormati keyakinan suaminya, Yurike memutuskan menjadi mualaf dan memeluk agama Islam. Namun setelah bercerai, ia kembali memeluk agama Kristen. Pernikahan mereka bertahan sekitar empat tahun, hingga resmi berpisah pada tahun 1968.
Pasca perpisahan dengan Bung Karno, Yurike menjalani kehidupan baru dengan menikah bersama seorang pria bernama Subekti. Dari pernikahan keduanya, ia dikaruniai anak-anak bernama Didi, Lita, Wahyu, Eka, dan Yudhi.
Meski tidak lagi berada di panggung politik nasional, nama Yurike tetap dikenal publik sebagai salah satu perempuan yang pernah menjadi bagian dari kehidupan pribadi Presiden pertama RI.
Yurike Sanger menghembuskan napas terakhirnya pada 17 September 2025 di California akibat penyakit kanker payudara yang dideritanya. Kepergiannya menutup kisah panjang perjalanan hidup seorang perempuan yang sempat mendampingi proklamator Indonesia di usia muda.
