Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Drama tvN Bon Appétit, Your Majesty Dituding Distorsi Sejarah, Penulis Naskah Klarifikasi

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

22 - Sep - 2025, 07:32

Placeholder
Bon Appétit, Your Majesty. (Foto: tvN)

JATIMTIMES - Drama Korea (Drakor) terbaru tvN, Bon Appétit, Your Majesty, tengah menjadi sorotan publik. Serial yang baru tayang pada 23 Agustus 2025 ini dituding melakukan distorsi sejarah, khususnya terkait penggambaran hubungan diplomatik antara Kerajaan Joseon dan Dinasti Ming.

Meski mengusung genre fantasi dan diadaptasi dari web novel populer Surviving as the King’s Chef, kritik tetap bermunculan karena drama ini dianggap tidak akurat dalam menampilkan tata protokol kerajaan.

Baca Juga : Mobil Elf Rombongan Wisata Keluarga Nyelonong Diduga Akibat Rem Blong, 17 Korban Luka-luka

Apa Itu Distorsi Sejarah?

Distorsi sejarah adalah penyimpangan atau perubahan fakta dalam penyajian sejarah, baik secara sengaja maupun tidak. Dalam konteks hiburan, distorsi kerap terjadi saat penulis naskah menambahkan elemen fiksi demi alur cerita yang lebih menarik. Namun, jika menyangkut tokoh penting atau hubungan diplomatik antarnegara, penonton sering kali menuntut akurasi lebih tinggi.

Di Korea Selatan, isu distorsi sejarah cukup sensitif. Banyak penonton menganggap drama berlatar masa lalu harus tetap berpegang pada catatan sejarah resmi, terlebih jika menyangkut hubungan antara Joseon dan kekuatan asing seperti Dinasti Ming atau Dinasti Qing.

Adegan yang Menuai Kritik

Dua adegan dalam Bon Appétit, Your Majesty yang paling banyak diperdebatkan antara lain:

1. Raja Joseon duduk sejajar dengan utusan Ming.

Dalam catatan sejarah, raja biasanya duduk di atas takhta, sementara utusan berada di bawah. Adegan ini dianggap menurunkan martabat raja dan menyimpang dari protokol istana.

2. Raja membungkuk kepada utusan Ming.

Banyak penonton menilai hal ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Joseon. Catatan resmi, termasuk Sejong Sillok (Catatan Sejarah Raja Sejong), tidak pernah menyebut raja menundukkan kepala di hadapan utusan asing.

Kritik netizen pun deras di media sosial. Sebagian bahkan menuduh drama ini “meremehkan kedaulatan Joseon” dan “mengagungkan Dinasti Ming secara berlebihan.”

Klarifikasi dari Penulis Naskah

Menanggapi kontroversi tersebut, penulis naskah Park Guk Jae memberikan penjelasan panjang di media sosial.

Ia menyebut bahwa adegan-adegan yang dipersoalkan sebenarnya memiliki dasar sejarah. Park merujuk pada Gukjo Oryeui (Kitab Tata Ritus Nasional Dinasti Joseon Awal) yang disusun pada 1474. Kitab ini berfungsi sebagai pedoman resmi upacara kerajaan pada masa awal dinasti.

Menurut Park:

• Posisi duduk utusan Ming di timur dan raja di barat mengikuti tata ritual Konfusianisme, di mana arah timur dianggap lebih tinggi. Karena utusan mewakili kaisar Ming, statusnya dalam ritual ditempatkan lebih tinggi dari raja Joseon.

• Adegan raja membungkuk bukan berarti kehilangan kedaulatan, melainkan bagian dari protokol diplomatik internasional. Catatan resmi menyebut raja memang lebih dulu memberi salam kepada tamu asing, terutama utusan kaisar.

“Utusan Ming mewakili kaisar, sehingga statusnya ditempatkan lebih tinggi dari raja Joseon. Salam membungkuk bukan bentuk tunduk, melainkan tata krama diplomasi,” tulis Park, dikutip dari Allkpop pada Senin (22/9/2025).

Sejarah Hubungan Joseon–Ming

Untuk memahami kontroversi ini, penting melihat konteks sejarah. Kerajaan Joseon (1392–1897) memiliki hubungan erat dengan Dinasti Ming (1368–1644). Joseon sering mengirim upeti ke Ming, sementara Ming memberikan legitimasi politik bagi raja Joseon.

Baca Juga : Terminal Arjosari Segera Hadirkan Pojok Museum Pertama di Jatim, Belajar Sejarah Terminal Sambil Tunggu Bus

Dalam praktiknya, Joseon memang berada dalam sistem hubungan upeti (tributary system), di mana Ming dianggap negara pusat dan Joseon sebagai negara bawahan. Meski demikian, raja Joseon tetap dihormati sebagai pemimpin berdaulat di wilayahnya.

Karena itu, perdebatan muncul ketika drama menggambarkan raja Joseon seolah berada di bawah utusan Ming. Bagi sebagian penonton, penggambaran itu terlalu merendahkan martabat kerajaan.

Fiksi vs Sejarah dalam Drama Korea

Isu distorsi sejarah bukan kali ini saja mencuat di industri hiburan Korea. Beberapa drama populer sebelumnya juga menghadapi kontroversi serupa, misalnya Joseon Exorcist (2021) yang bahkan dihentikan tayang karena dianggap melecehkan sejarah dan budaya Korea.

Ahli budaya Korea, Prof. Kim Ji Hoon, menilai wajar jika drama fantasi mengambil kebebasan dalam bercerita, tetapi harus tetap hati-hati. “Penonton Korea sangat sensitif terhadap representasi sejarah, terutama yang menyangkut kedaulatan dan hubungan dengan negara lain. Kreativitas boleh, tetapi jangan sampai menghapus identitas sejarah,” jelasnya.

Tentang Drama Bon Appétit, Your Majesty

Drama ini mengisahkan seorang koki modern yang melakukan perjalanan waktu ke era Joseon dan menjadi juru masak raja. Unsur fantasi, romansa, dan sejarah dipadukan dalam cerita adaptasi dari web novel Surviving as the King’s Chef.

- Tayang perdana: 23 Agustus 2025

- Saluran: tvN dan Netflix

- Jadwal tayang: Sabtu dan Minggu, pukul 21.00 WIB

- Jumlah episode: 12

Dibintangi oleh Lee Chae Min sebagai Raja Lee Heon, drama ini menawarkan visual menarik serta tema unik tentang makanan kerajaan. Namun, kontroversi distorsi sejarah kini membuatnya semakin ramai diperbincangkan.


Topik

Peristiwa Drakor kerajaan joseon joseon dinas ming film baru Drakor baru



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Bondowoso Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

A Yahya